Sistem Informasi Geografis


Sejarah Sistem Informasi Geografis (SIG)
Roger Tomlinson pada tahun 1960 telah menggagas kegiatan menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan (1960) untuk inventarisasi Tanah Kanada (Canadian Land Inventory atau CLI) dimana kegiatannya adalah untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1: 250000 yang bertahan sampai tahun 1970-an.

SIG ada tahun 1960 yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografis. Pada tahun 1970-an di beberapa negara bagian Amerika mulai menggunakan SIG untuk keperluan pengelolaan sumberdaya lahan dan perencanaan wilayah. Dangermond (1982) mengawali pengembangan paket perangkat lunak (software) SIG yang populer yaitu ARC/INFO.

Dewasa ini, SIG berkembang tidak hanya bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan geografi saja tetapi sudah merambah ke berbagai bidang seperti: (1) analisis penyakit epidemik (demam berdarah), (2) analisis kejahatan (kerusuhan), (3) navigasi dan vehicle routing (lintasan terpendek), (3) analisis bisnis (sistem stock dan distribusi), (4) urban (tata kota) dan regional planning (tata ruang wilayah), (5) peneliti: spatial data exploration, (6) utility (listrik, PAM, telpon) inventory and management, (7) pertahanan (military simulation), dan lain-lain.

Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis (SIG)

Sistem Informasi Geografis sesungguhnya mempunyai arti yang sangat luas dan sukar untuk didefinisikan secara tepat. Beberapa ahli telah mencoba mendefinisikan dari sudut pandangnya masing-masing sehingga muncul beberapa istilah tentang Sistem Informasi Geografis. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah suatu sistem perangkat yang dapat melakukan pengumpulan, penyempurnaan, pengambilan kembali, transformasi dan visualisasi dari data spasial bumi untuk kebutuhan tertentu (Burrough, P.A., 1986).

Menurut Aronoff (1989) secara umum Sistem Informasi Geografis merupakan sekumpulan prosedur secara manual maupun berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan menganalisis data bereferensi geografik.

Dari definisi tersebut maka Sistem Informasi Geografi pada hakekatnya dapat berfungsi sebagai :
  1. Bank data terpadu, yaitu memadukan data spasial dan non spasial dalam suatu Relational Database Management System.
  2. Sistem modeling dan analisa, yaitu sebagai sarana evaluasi potensi wilayah dan perencanaan spasial.
  3. Sistem pengelolaan yang bereferensi geografis, yaitu untuk mengelola operasional dan administrasi yang bereferensi posisi geografi.
  4. Sistem pemetaan berkomputer, yaitu sistem yang dapat menyajikan peta sesuai dengan kebutuhan.
Fungsi-fungsi tersebut di atas dapat berjalan karena GIS memiliki kemampuan dalam mendeskripsi data geografi, data-data geografi yang dapat dideskripsikan oleh GIS adalah :
  1. Data spasial yang berkaitan dengan posisi pada koordinat tertentu.
  2. Data non spasial (atribut) yang tidak berkaitan dengan posisi berupa warna, nama, dan sebagainya.
  3. Hubungan antara data spasial, non spasial dan waktu.
Sistem Informasi Geografis menghubungkan data spasial dengan informasi geografis mengenai feature tertentu pada peta. Feature yang dimaksud adalah kenampakan obyek dalam peta yang berbentuk titik, garis, atau poligon. Informasi ini disimpan sebagai atribut atau karakteristik dari feature yang disajikan secara grafis (Team RePPMIT Bakosurtanal, 1991).

Komponen Sistem Informasi Geografis
Komponen dasar Sistem Informasi Geografik terdiri dari empat macam (Arronoff, 1989) : 
  1. Pemasukan data (Input data). Pemasukan data merupakan suatu prosedur pengkodean data ke dalam suatu bentuk yang dapat dibaca komputer dan menuliskannya ke dalam basis data Sistem Informasi Geografis. Pemasukan data dengan jalan mengubah data dari format analog ke format digital. Data yang dimasukkan dalam SIG mempunyai dua tipe data yaitu data spasial dan data atribut (data non-spasial). Data spasial menyajikan lokasi geografis suatu kenampakan muka bumi (feature). Titik, garis dan luasan dipakai untuk menyajikan feature geografis seperti jalan, hutan, persil tanah dan lain-lain. Data atribut menyajikan informasi diskriptif seperti nama jalan, komposisi hutan atau nama pemilik persil. Adapun cara pemasukaan data yang umum digunakan dalam SIG yaitu melalui keyboard, digitasi dengan perangkat digitizer, scanning, koordinat geometri, konversi file data digital.
  2. Manajemen data (Data management). Komponen ini berisikan fungsi-fungsi untuk menyimpan dan memanggil kembali data. Data-data masukan dalam SIG dikelola sedemikian rupa dalam suatu sistem basis data. Basis data didefinisikan sebagai kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan bersama dengan sedikit redundansi serta mampu melayani lebih dari satu pemakai. Organisasi konseptual dalam suatu basis data disebut dengan model data. Ada tiga model data yang dipergunakan dalam mengorganisasi data atribut yaitu : model data hirarki, jaringan dan relasional. Sedangkan model data spasial dapat berupa data vektor dan data raster. 
  3. Manipulasi dan analisis data (Data manipulation dan analysis). Dalam fungsi manipulasi dan analisis ini data diolah sedemikian rupa guna memperoleh informasi yang diinginkan dari Sistem Informasi geografis. Manipulasi dan analisis dengan membuat algoritma dari data grafis dan atribut yang berupa tumpang-susun (overlaying) data grafis maupun pengkaitan data grafis dan atribut.
  4. Penyajian Data (Output data). Penyajian data merupakan prosedur untuk menyajikan informasi dari SIG dalam bentuk yang diinginkan pemakai. Output data disajikan dalam hardcopy dan softcopy. Output dalam format hardcopy berupa tampilan permanen, biasanya dicetak pada kertas, film fotografik atau material lain. Output dalam softcopy disajikan melalui layar komputer baik berupa teks atau grafik maupun sebagai langkah guna melihat hasil analisis sebelum dicetak secara permanen.
Data Sistem Informasi Geografi 
Data dalam SIG merupakan bahan baku yang diproses oleh Sistem Informasi Geografis sehingga dihasilkan informasi yang menggambarkan kenampakan permukaan bumi (real world). Jenis data geografi dalam SIG terdiri dari : 
  1. Data spasial, yaitu data grafis yang berkaitan dengan lokasi, posisi dan area pada koordinat tertentu. Data spasial mempunyai beberapa hubungan geografi, meliputi :
  2. - Geometri, yaitu bagaimana masing-masing elemen data dijelaskan pada hubungan titik, garis, dan lain-lain serta sistem koordinat yang digunakan. Ada tiga model data yang dipergunakan dalam menangani data atribut, yaitu model data hierarki, jaringan dan relasional. Sedangkan untuk organisasi data spasial, dalam SIG kita mengenal 2 macam model data, yaitu model data raster dan model data vektor.
    - Topologi, yaitu hubungan satu elemen terhadap elemen yang lain.
    - Kartografi, yaitu bagaimana elemen peta ditampilkan pada monitor atau plotter disajikan secara kartografi.
  3. Data non spasial (atribut), menguraikan karakteristik objek-objek geografi dari spasialnya seperti warna, tekstur dan keterangan lainnya.
  4. Hubungan antara data spasial, non spasial dan waktu.
Klasifikasi Feature Peta
Dalam Sistem Informasi Geografi, peta merupakan penyajian data informasi secara grafis dari kenampakan (feature) permukaan bumi. Data atau informasi dari kenampakan permukaan bumi ditampilkan dalam feature peta. Berdasarkan kenampakan karakteristik, feature peta dikelompokan menjadi 3 :
  1. Feature titik, yaitu kenampakan geografis permukaan bumi berupa titik yang dibentuk dari sepasang koordinat yang mempunyai suatu identifier yang menghubungkan ke suatu tabel atribut feature. Contoh feature titik pada peta skala kecil adalah letak kota yang direpresentasikan dengan titik. Isi dari tabel atribut feature titik ini adalah keterangan nama kota, jumlah penduduk dan sebagainya.
  2. Feature garis, yaitu kenampakan geografis permukaan bumi berupa garis yang terbentuk dari serangkaian koordinat yang mempunyai identifier yang menghubungkan ke tabel atribute feature garis. Contohnya adalah feature jalan dan sungai dimana tabel atribut feature-nya berisi nama jalan, panjang jalan, nama sungai, panjang sungai dan sebagainya.
  3. Feature luas, yaitu kenampakan geografis permukaan bumi berupa luasan yang terbentuk dari beberapa rangkaian koordinat dimana koordinat awal dan koordinat akhirnya sama serta mempunyai identifier di dalamnya yang menghubungkan tabel atribut feature luasan. Contohnya adalah batas administrasi kabupaten, kecamatan, desa dan sebagainya. Isi tabel atributnya adalah luas wilayah, keliling, nama batas administrasi dan sebagainya.
Basis Data Sistem Informasi Geografi 
Basis data menurut Aronoff (1989) adalah suatu kumpulan informasi tentang sesuatu yang disimpan di dalam memori komputer yang berasal dari kumpulan data spasial dan data non spasial yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Basis data bertujuan menyediakan informasi dengan data yang terdiri dari kumpulan data yang saling berkaitan satu sama lain. 

Dalam sistem informasi geografis, data dikelompokkan dalam dua bagian yaitu data spasial atau grafis yang diperoleh dari hasil digitasi peta dan data non spasial atau atribut yang menerangkan data spasialnya. Perpaduan antara data spasial dan data non spasial ini disebut basis data. Dengan komputer untuk penanganan data tersebut akan memudahkan serta meningkatkan fungsi dari basis data tersebut, hal ini disebabkan bentuk datanya dalam format digital. 

Konsep basis data merupakan kekuatan utama SIG yang membedakan dengan sistem pemetaan komputer lainnya yang hanya mampu memproduksi output grafis yang baik. SIG mengorganisasi data geografis dalam suatu basis data. 

Basis data SIG menghubungkan data spasial dan informasi geografis tentang suatu feature tertentu pada peta. Informasi geografis ini merupakan data sematis (atribut) yang mendiskripsikan lebih jauh kenampakan feature yang sebenarnya. Konsep hubungan data spasial dan data atribut dalam SIG merupakan implementasi dari model data relasional. 

Pada model data relasional, setiap data tersimpan sebagai record (kumpulan nilai yang berdiri sendiri dalam bentuk rekaman sederhana) yang disebut tuple. Semua tuple dikumpulkan bersama dalam suatu tabel dua dimensi dan masing-masing tabel selalu disimpan dalam berkas tabel terpisah. Meskipun demikian tabel-tabel tersebut dapat dihubungkan dengan menggunakan suatu medan umum.
 

Geoprocessing adalah kumpulan fungsi-fungsi yang terhubung dengan sistem arcview dan melakukan operasi dengan didasarkan dari lokasi geografis layer-layer input.

 

Di dalam ArcView, Geoprocessing adalah suatu cara yang ditempuh dalam membuat data spasial yang baru berdasarkan existing theme(s) di dalam obyek view.

 

Geoprocessing ada 6 fungsi yakni Dissolve, Merge, Clip, Intersect, Union, dan Assign Data (Yang juga ada pada Extension operasi geoprocessing Pada Arcview 3.x).

 

Dissolve: Proses ini pada dasarnya akan menyatukan atau menghilangkan batas-batas unsur-unsur spasial yang tepat bersebelahan namun terletak dalam suatu theme yang sama.

Merge: Proses ini mirip dengan union akan dihasilkan sebuah theme baru yang merupakan kombinasi dari beberapa theme, tetapi unsur unsur spasial tersebut tidak saling memotong. Pilih dua theme atau lebih yang akan dugabungkan dengan menekan tombol shift.

Clip: Pada dasarnya pekerjaan ini adalah “memotong” atau menggunting suatu theme. Proses ini menghasilkan theme baru dengan tipe sesuai dengan theme obyek yang dipotong (titik, garis , dan polygon). Dengan demikian theme baru ini hanya akan berisi unsur-unsur spasial dari theme obyek yang terdapat di dalam batas theme cutter.

Intersect: Proses ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan clipping tetapi pada intersect, theme baru merupakan data spasial irisan kedua theme yang menjadi masukannya dengan theme overlay sebagai batas intersect-nya

Union: Proses ini akan menghasilkan theme baru dengan mengkombinasikan dua theme yang bertipe polygon.

Assign: Menggunakan data milik sebuah theme didalam theme yang lain. Proses ini sering disebut dengan spatial join.

Buffering - Create Buffer Dalam bahasan ini kita coba mengetengahkan fungsi buffer, fungsi buffer adalah untuk memisahkan zona tengah antara object yang di buffer, misalnya jalan atau sungai,atau area, Pembuatan buffer tidak sebatas pada jalan maupun sungai, bahkan sebuah bangunan atau kawasan dapat di buat buffernya, yang terpenting mengetahui berapa batas luar dari kawasan tersebut akan di buffer sehingga tidak terjadi “pencaplokan” areal, karena hal ini juga biasanya menyangkut dengan regulasi dan peraturan.

 

Fungsi-fungsi geoprocessing ini sering juga digunakan sebagai pelengkap dari fungsi Buffer, oleh sebab itu dalam contoh yang akan ditampilkan nantinya akan banyak berkaitan dengan geoprocessing. Pengaktifan ekstension geoprocessing akan mengaktifkan geoprocessing wizard pada menu view. Pengaktifan geoprocesing wizard sekaligus akan menampilkan dialog box geoprocessing yang terdiri dari 6 fungsi seperti Disolve, Merge, clip, intersect, union, dan assign.

 

Mengaktifkan Geoprocessing

Setelah ArcView di aktifkan gunakan menu “File | Extension” untuk memunculkan kotak dialog “Extensions”.

Pada kotak dialog yang baru muncul ini carilah “Geoprocessing”, dan kemudian kliklah check box yang berada tepat disebelah kirinya.

Tekan tombol OK keluar kotak dialog tersebut.

 

Disolve Features Based on Atribute Fungsi pertama yang terdapat pada fungisi geoprocessing wizard dalam geoprocessing dialog box adalah fungsidissolve, dimana fungsi dissolve disini akan menggabungkan object-object dalam sebuah layer atau theme yang mempunyai karakteristik maupun nilai dan isi field tertentu yang sama.. Disini kita akan membuat suatu dissolve dari peta propinsi Riau yang telah terbagi dalam kecamatan dan akan kita dissolve dan akan menampilkan batas kecamatan dari sebuah kabupaten, disini yang terpenting adalah theme mana akan di dissolve dan atribut mana yang dijadikan acuannya.

 

Merge Theme Together berfungsi menggabungkan beberapa theme shp dalam satu file shp dengan mengambil susunan table dari salah satu peta yang digabungkan. Fungsi ini sangat penting sebab sangat meudahkan pengguna untuk menggabungkan beberapa theme shp menjadi satu kesatuan tanpa harus add file pada setiap sesi pembuka dan memanggil file yang memang terdiri dari banyak sheet sheet. Yang paling penting nama theme yang akan digabungkan mempunyai karakteristik sama (polygon) Pada pelaksanaan merge shp file terutama polygon, sebaiknya lakukan merge 2 file dahulu yang di merge kemudian add file lain nya dan merge lagi dengan theme shp hasil merge yang pertama, sebab banyak kasus yang menyebutkan sering terjadi kegagalan dalam me merge file 3 sekaligus.

 

Clip One Theme Based Another Clip digunakan untuk memotong atau memisahkan peta berdasarkan object yang di clip, terhadap object yang lebih besar, intinya fungsi clip disini adalah menampilkan fokus object terhadap peta dasar yang besar, misalkan ingin menampilkan peta jalan atau sungai saja dalam suatu wilayah kabupaten atau propinsi atau kabupaten sedangkan jalan atau sungai tersebut adalah sebuah obyek yang besar dalam suatu propinsi atau sebuah Negara.

 

Intersect: Proses ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan clipping tetapi pada intersect, theme baru merupakan data spasial irisan kedua theme yang menjadi masukannya dengan theme overlay sebagai batas intersect-nya.

 

Union: Proses ini akan menghasilkan theme baru dengan mengkombinasikan dua theme. Output theme yang dihasilkan merupakan gabungan dari kedua features, berikut atribut datanya.

 

Assign Data by Location: Proses Assing Data by Location akan melakukan sebuah spasial join dari dua buah theme yang ditentukan berdasarkan hubungan spasial (spatial relationship) antara feature dari kedua buah theme tersebut.

 

Dari beberapa fungsi diatas maka kita bisa melakukan proses geoprocessing dengan cara mengikuti prosedur sesuai metode pemetaan dengan tepat, namun dibeberapa bagian terkadang terdapat kendala-kendala baik yang disebabkan oleh aplikasi maupun kurang mampunya kita dalam mengoprasikan aplikasi sehingga terjadi hal-hal yang kurang diinginkan.

 

Berikut adalah beberapa keistimewaan analisa melalui SIG :

Analisa proximity: Analisa Proximity merupakan suatu analisa geografis yang berbasis pada jarak antar layer. Dalam analisis proximity SIG menggunakan proses yang disebut dengan buffering (membangun lapisan pendukung sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antara sifat bagian yang ada. 

Analisis buffer mendasarkan pencarian lokasi pada data spasial dan atribut jarak. Metode buffer sering digunakan sbg alat analisis seperti : kasus pelebaran jalan, pembuatan jaringan pipa, pembebasan tanah,dll. Buffer memberikan hasil berupa informasi spasial daerah yg memenuhi kriteria serta luasan dan jarak daerah tsb.

Analisa overlay: Proses integrasi data dari lapisan-lapisan layer yang berbeda disebut dengan overlay. Secara analisa membutuhkan lebih dari satu layer yang akan ditumpang susun secara fisik agar bisa dianalisa secara visual.Sebagai contoh overlay atau spasial join yaitu integrasi antara data tanah, lereng dan vegetasi, atau kepemilikan lahan dengan nilai taksiran pajak bumi.

Analisa grafis: Memudahkan pembaca peta menganalisis sebuah fenomena.Grafik dapat ditampilkan secara bersama – sama dengan peta baik dalam bentuk grafik atau pun dimodifikasi menjadi sebuah peta tematik.

 

Definisi dan Macam Topologi

Topologi adalah pendefinisian secara matematis yang menerangkan hubungan relative antara obyek yang satu dan yang lain. Dalam GIS topologi didefinisikan oleh user sesuai dengan karakteristik data, missal polyline, polygon maupun point. Setiap karakteristik data mempunyai aturan tertentu secara default telah disediakan oleh software GIS. .(Sudomo Ostip, S.Si – PT. Duta Informatika)

Aturan Topology (Rule of Topology) 

Aturan Topology (Rule of Topology) untuk menghasilkan data yang benar sesuai dengan konsep GIS, ArcGIS menyediakan fasilitas filtering untuk melakukan checking (query) kesalahan secara otomatis dan melakukan editing (validasi) spasial dan attribute. Dapat dibayangkan berapa lama waktu yang dibutuhkan jika kita melakukan checking kesalahan secara manual. Editing topology bisa dilakukan secara serentak atau satu persatu sesuai dengan jenis rule yang kita terapkan dan sesuai dengan jenis koreksi yang dilakukan. (Sudomo Ostip, S.Si – PT. Duta Informatika). Untuk membuat topology, format data yang digunakan bukanlah data shapefile melainkan data dalam format geodatabase, jadi untuk memprosesnya Anda mesti meng-konversi data shapefile ke format geodatabase.

Topologi merupakan model data vektor yang menunjukan hubungan spasial diantara obyek spasial. Salah satu contoh analisis spasial yang dapat dilakukan dalam format topologi adalah proses tumpang tindih (overlay) dan analisis jaringan (network analysis) dalam SIG.

Topologi diartikan sebagai daftar hubungan eksplisit di antara feature geografi yang meliputi : konektiviti, kontiguiti dan definisi area. Konektiviti adalah Identifikasi topologi dari kumpulan arc yang dihubungkan pada setiap node. Konektiviti di dalam jaringan linier ditentukan oleh pencatatan nomor from-node dan nomor to-node untuk setiap arc. Dengan demikian, arc yang berhubungan akan menggunakan node bersama (common node). Kontiguiti adalah identifikasi topologi dari poligon yang bersebelahan dengan pencatatan poligon kiri dan poligon kanan dari setiap arc. Dan definisi area adalah daftar arc yang pada akhirnya akan menentukan polygon.

 

Model data topologi

Model topologi banyak digunakan untuk encoding relasi spasial pada SIG. topologi merupakan metode matematis untuk mendefinisikan reasi spasial antar fitur geografis. Bentuk dasar model ini yaitu :

  • Arc yang berupa susunan titik (point) yang berawal dan berakhir dengan adanya node.
  • Node merupakan titik pertemuan antar dua arc atau lebih dan node juga terdapat pada ujung arc.
  • Polygon terdiri dari rantai tertutup arc yang merepresentasikan batas area.

Topologi disimpan pada tiga data table untuk arc,node,dan polygon, sedangkan data koordinat disimpan pada table tersendiri. Titik dan polygon disimpan pada layer yang sama, sedangkan garis disimpan pada layer yang berbeda, dimana set topologi dan table koordinat saling terkait dengan setiap layer data.

 

Titik (point) adalah representasi grafis yang paling sederhana untuk suatu obyek. Representasi ini tidak memiliki dimensi tetapi dapat diidentifikasi di atas peta dan dapat ditampilkan pada layar monitor dengan menggunakan simbol-simbol. Contoh : Lokasi Fasilitasi Kesehatan, Lokasi Fasilitas Pendidikan

Representasi Obyek Titik

 

Garis (line) adalah bentuk linier yang akan menghubungkan paling sedikit dua titik dan digunakan untuk mempresentasikan obyek-obyek dua dimensi. Garis disusun oleh titik-titik yang disebut vertex. Titik awal dan akhir suatu garis disebut node-awal dan node-akhir. Dengan menghubungkan setiap titik yang ada di suatu garis, PC ARC/INFO mengetahui garis mana yang berhubungan dengan garis yang lain secara berurutan. Hubungan konektivitas tersebut disajikan menggunakan topology arc-node, yang menyimpan informasi mengenai hal-hal berikut: Semua arc mempunyai arah, yaitu dari node-awal (from-node) ke node-akhir (to-node). Setiap garis dibentuk oleh titik-titik koordinat (x,y) Hubungan antara sebuah arc dengan arc lainnya hanya bisa diformulasikan melalui sebuah node. Obyek atau entitas yang dapat direpresentasikan dengan garis antara lain jalan, sungai, jaringan listrik, saluran air.

 

Representasi Obyek Garis

Poligon (polygon) digunakan untuk merepresentasikan obyek-obyek dua dimensi, misalkan: Pulau, wilayah administrasi, batas persil tanah adalah entitas yang ada pada umumnya direpresentasikan sebagai poligon. Satu poligon paling sedikit dibatasi oleh tiga garis di antara tiga titik yang saling bertemu membentuk bidang.

Secara umum polygon direpresentasikan sebagai sekumpulan koordinat x,y yang saling berhubungan hingga membentuk suatu luasan. Selain daftar koordinat x,y, PC ARC/INFO juga menyimpan informasi mengenai garis-garis mana yang membentuk polygon. Implementasi konsep ini pada ARC/INFO sebagai berikut :

  • Arc disimpan sebagai rangkaian koordinat x,y secara berurutan yang menentukan garis (misalnya, x1y1, x2y2, x3y3, dst.). Urutan koordinat tersebut menentukan arah arc.
  • Semua arc pada coverage diberi nomor internal.
  • Polygon didefinisikan oleh sejumlah arc dan daftar arc yang menyusun batasnya.

Polygon 3 pada contoh berikut dibatasi oleh empat buah arc, termasuk yang membentuk ‘island’. Arah arc ditentukan dengan tanda arc yang terdapat pada daftar. Tanda ‘-’ berarti bahwa arc tersebut harus diputar untuk membuat simpul (loop) polygon tertutup. Poligon mempunyai sifat spasial luas, keliling terisolasi atau terkoneksi dengan yang lain, bertakuk(intended), dan overlapping. 

 

Query

Query adalah suatu cara untuk mencari area yang memiliki satu criteria tertentu. Misalnya kita mencari area yang memiliki tekstur tanah liat atau kita mencari tanah yang memiliki pH > 7. Pada dasarnya perbedaan query dengan operasi sebelumnya adalah interseksi, union dan atau kombinasi keduannya merupakan penelusuran dengan menggunakan criteria/kata kunci lebih dari satu, sedangkan query merupakan proses pencarian dengan criteria/kata kunci tunggal. Kombinasi dari fungsi-fungsi dasar tersebut di atas menghasilkan operasi-operasi spasial yang lebih komplek.

Beberapa terminologi yang terkait dengan query yang dimiliki oleh model basis data relasional adalah:

  1. Data Defenition Language (DLL) yang digunakan untuk menentukan data-data mana saja yang akan disimpan dalam basis data dan mementukan bagaimana data-data tersebut direlasikan.
  2. Data Manipulation Language (DML) digunakan untuk menambah, memanggil kembali, meng-update dan menghapus data di dalam data base.
  3. Query sering juga diambil sebagai pernyataan (statement) atau sekumpulan pernyataan, baik pada DDL, DML, atau keduanya.
  4. Query Language (QL) adalah semacam bahasa formal yang mengimplementasikan DDL, DML atau bahkan keduanya.

 

 

Comments

Popular posts from this blog

Modul Php Myadmin

Modul CDM dan PDM

mengenali kepribadian luwes dan supel